54411762
1 IA 25
Manusia dan Harapan
Manusia pasti memiliki harapan yang artinya selalu berharap apa yang
melekat yang ada didalam dirinya agar apa yang diinginkannya dapat terwujud
dengan baik. Manusia yang tidak punya harapan biasanya tidak punya tujuan hidup
atau bisa disebut mati dalam hidup. Harapan harus ada didalam keyakinan manusia
baik itu keyakinan pada diri sendiri maupun keyakinan pada tuhan yang maha esa.
Manusia berhak untuk berharap selagi manusia mau berusaha untuk mewujudkan
harapan itu dan tuhanlah yang akan membantu manusia mwujudkan harapan manusia
selagi manusia selalu berusaha dan berdoa tanpa adanya lelah.
Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya
saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya,
sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan
cita-cita memiliki kesamaan, yaitu
1. Keduanya
menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah
menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.
Sebab Manusia mempunyai Harapan
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan,
yaitu :
1.
Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau
pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan
atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia. Dalam diri
manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan
untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia
lain. Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.
2. Dorongan
Kebutuhan Hidup
Manusia memiliki kebutuhan hidup,
umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu
manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena
kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan
berpikirnya.
Menurut Abraham Maslow,
sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
a. Kelangsungan hidup (survival).
b. Keamaanan (safety).
c. Hak dan kewajiban untuk mencintai
dan dicintai (be loving and loved).
d. Diakui lingkungan (status).
e. Perwujudan cita-cita
(self-actualization).
Dengan adanya dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya
harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya
mengakui atau meyakini akan kebenaran
Kepercayaan adalah hal-ha1 yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar
Kepercayaan adalah hal-ha1 yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar
- ia tidak percaya pada din sendiri
- saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita
itu kurang dapat dipercaya
- Bagaimana juga kita hams percaya kepada pemerintah
- kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu,
karena nasehat-nasehat itu diarnbil
dari ajaran Al-Quran. Dengan contoh berbagai kalirnat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.
Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan.
dari ajaran Al-Quran. Dengan contoh berbagai kalirnat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.
Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan.
Dalam ha1 beragama tiap-tiap orang wajib
menerima dan menghormati kepercayaan orang yang bcragania itu. Dasarnya ialah
keyakinan masing-masing. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap
orang mendanlbakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia
merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan
nianusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran.
Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak
dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan,
"sekali langsung ke ujian, selama hidup orang tak percaya", karena
itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian,
dan kedukaan. Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama
delapan mang". Yang isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang
benar, perbuatan yang benar, mata percaharian yang benar, perhatian yang benar,
dan konsentrasi yang benar. Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami
duka, kegelisahan, dan ketidakpastian. Ajaran kebenaran itu juga kita temui
dalam agama-agama lain. Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan
kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari
mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya
"filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :
tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1) Teori koherensi atau konsistensi Yaitu
suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau
konsisten dengan pemyataan-pemyataan sebelurnnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Paul
Manusia. Paul akan mati
2) Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu
pemyataan benar bila materi pengetahuan
yang dikandung pemyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pemyataan tersebut.
yang dikandung pemyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pemyataan tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia
3) Teori pragmatis
Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan
kriteria apakah pemyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah
kebenaran dalam bertindak, behat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab
ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemakan atau menjatuhkan nama
baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar