Selasa, 24 April 2012

Manusia dan Harapan ( Tugas )

M. ANHAR ROSYADI 
54411762 
1 IA 25 


Manusia dan Harapan

Manusia pasti memiliki harapan yang artinya selalu berharap apa yang melekat yang ada didalam dirinya agar apa yang diinginkannya dapat terwujud dengan baik. Manusia yang tidak punya harapan biasanya tidak punya tujuan hidup atau bisa disebut mati dalam hidup. Harapan harus ada didalam keyakinan manusia baik itu keyakinan pada diri sendiri maupun keyakinan pada tuhan yang maha esa. Manusia berhak untuk berharap selagi manusia mau berusaha untuk mewujudkan harapan itu dan tuhanlah yang akan membantu manusia mwujudkan harapan manusia selagi manusia selalu berusaha dan berdoa tanpa adanya lelah. 
 Harapan hampir mirip dengan cita-cita, hanya saja biasanya cita-cita itu adalah sesuatu yang diinginkan setinggi-tingginya, sedangkan harapan itu tidak terlalu muluk. Meskipun demikian, harapan dan cita-cita memiliki kesamaan, yaitu
1.   Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud.
2. Pada umumnya baik cita-cita maupun harapan adalah menginginkan hal yang lebih baik atau lebih meningkat.

Sebab Manusia mempunyai Harapan

Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :
1.        Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.
2.      Dorongan Kebutuhan Hidup
Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
a. Kelangsungan hidup (survival).
b. Keamaanan (safety).
c. Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).
d. Diakui lingkungan (status).
e. Perwujudan cita-cita (self-actualization).

Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran
Kepercayaan adalah hal-ha1 yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan
kebenaran. Ada ucapan yang sering kita dengar
- ia tidak percaya pada din sendiri
- saya tidak percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya
- Bagaimana juga kita hams percaya kepada pemerintah
- kita harus percaya akan nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu diarnbil
dari ajaran Al-Quran. Dengan contoh berbagai kalirnat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.
Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar
kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besarnya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan.
Dalam ha1 beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang bcragania itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing. Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendanlbakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan nianusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidak benaran dalam bertindak , berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti peribahasa yang mengatakan, "sekali langsung ke ujian, selama hidup orang tak percaya", karena itu, wajarlah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian, dan kedukaan. Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan "jalan utama delapan mang". Yang isinya, agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata percaharian yang benar, perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar. Tujuan ajaran itu agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan ketidakpastian. Ajaran kebenaran itu juga kita temui dalam agama-agama lain. Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
Dr.Yuyun Suriasumantri dalam bukunya "filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada
tiga teori kebenaran sebagai berikut :
1) Teori koherensi atau konsistensi Yaitu suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pemyataan-pemyataan sebelurnnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Paul Manusia. Paul akan mati
2) Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pemyataan benar bila materi pengetahuan
yang dikandung pemyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju
oleh pemyataan tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota republik Indonesia
3) Teori pragmatis
Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan kriteria apakah pemyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, behat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemakan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar